Bagi anda yang memiliki ponsel pintar mengirimkan sebuah emoji mungkin hal yang paling sering anda lakukan dan tak menutup kemungkinan aktivitas itu dilakukan secara masif untuk mewakili perasaan serta mempersingkat pesan, entah itu dalam grup WhatsApp keluarga, twit war di twitter maupun saling komentar di Facebook maupun pesan SMS. Kegunaan Emoji jelas mewakili satu perasaan. Misalnya emoji "happy" untuk menggambarkan bahwa anda sangat bahagia, "blush" untuk tersipu, "cry" untuk menangis dan "meh" untu mengambarkan sebuah sikap tak terkesan. Menyadari bahwa penggunan emoji main hari makin merebak, maka hal ini pun merasa harus di filmkan menyusul Toy Story, Wreck It Ralph, hingga Inside Out yang juga mengusung hal yang sama.
Tak seperti emoji yang hanya memiliki satu ekspresi di sebuah kota bernama Textopolis, Gene (TJ Miller) sebuah emoji "meh" mempunyai banyak ekspresi. Hingga pada saat ia ditunjuk oleh sebuah scanner karena di pilih oleh Alex (Jake T. Austin) sang pemilik ponsel untuk mengirimkan sebuah emoji kepada sang wanita pujaannya, Addie (Tati Gabrielle) tak menampilkan emoji seperti yang seharusnya ia tunjukkan. Hal itu kemudian menyulut kemarahan sang pemimpin, Smiler (Maya Rudolph) dan dianggap sebagai sebuah malfungsi dan mengirimkan sebuah bot antivirus untuk menghapus Gene dari aplikasi perpesanan. Mengetahui keselamatannya terancam, Gene pun melarikan diri keluar dari aplikasi. Di tengah pelariannya, Gene bertemu dengan sebuah emoji "tos" yang terbuang Hi5 (James Corden) dan seorang hacker bernama Jailbreak (Anna Faris) yang menemani Gene mencari jati dirinya yang sebenarnya.
The Emoji Movie garapan sutradara Tonny Leondis mempunyai cerita yang sangat menarik seputar kehidupan emoji di sebuah ponsel cerdas, jelas selain modal utama yang menarik film ini pun diisi para pengisi suara yang sudah tak perlu di ragukan lagi kemampuannya. Namun sayang, modal yang menarik itu tak di dukung oleh penggarapan serta naskah yang menarik pula, The Emoji Movie justru menjai sebuah korban film yang di prediksi masuk nominasi Razzie Awards terbesar, selain karena kritikus yang memberi respon negatif film ini pun di perparah oleh situs kenamaan seperti IMDb serta Rotten Tomatoes yang sama-sama memberikan respon negatif pula.
Saya pun tak mengamini hal itu, namun setelah menonton film ini bersama keponakan saya sedikit mengalami keprihatinan terhadap film ini. Dan itu pun terjadi kala naskah garapan Eric Siegel, Mike White dan sang sutradara Tony Leondis begitu malas untuk mengeksplorasi cerita yang sejatinya memiliki banyak potensi. Selain malas, karakterisasi terkait karakter pun urung untuk terlaksana, jangankan kepada Hi5 maupun Jailbreak, untuk karakter utama pun sulit terciptanya sebuah jalinan kuat dengan penonton, hal ini pun yang semakin menyulitkan konesi antar karakter dengan penonton.
Formulanya memang masih menggunakan "from zero to hero" yang mana selain predictable naskahnya pun berpotensi tampil monoton. Dan itu pun terjadi di sini, perjalalanan Gene menemukan jati diri terasa flat, meskipun ia sendiri melewati berbagai rintangan yang bisa dibilang ta mudah dan menarik sekali untuk di simak, mulai dari Gene harus menjadi pemain di Candy Crush, Menari di aplikasi Just Dance, berlayar di Spotify, memecahkan sandi di firewall hingga naik aplikasi berlogo burung macam Traveloka. Itu semua memang menampilkan sebuah adventure yang unik dan menarik, namun seperti yang saya bilang tadi semuanya nihil esensi dan karakterisasi.
Jelas sekali untuk menyandingkan The Emoji Movie berada sejajar dengan Toy Story, Wreck It Ralph hingga Inside Out sangat jauh untuk berada di samping. Walaupun demikian, film ini masih bisa di nikmati oleh anak-anak selaku target utamanya serta unggul dalam segi editing dan semua itu tak lepas dari editing arahan William J. Caparella yang sukses memberikan sebuah warna yang colorful dan memikat di saat bersamaan.
SCORE : 2/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar