Salman Khan memang mempunyai fortune cookies di hari-hari perayaan besar, misalnya Diwali dan hari raya Idul Fitri, tak ayal jika film-filmnya turut dirilis dalam perayaan hari besar-besar itu seperti Kick, Bajrangi Bhaijaan, Ek Tha Tiger dan Sultan, film-film tersebut sukses meraih perhatian penonton, terbukti dengan penghasilannya yang meraih predikat box office, meskipun dalam segi kualitas mungkin tak selalu sama, hendak bereuni kembali dengan hari perayaan yang seperti fortune cookies-nya, sekaligus bereuni dengan sutradara film Bajrangi Bhaijaan dan Ek Tha Tiger. Tubelight is a short message too important to ignore.
Tubelight, itu panggilan yang kerap diterima oleh Laxman Singh Bisht (dewasanya di perankan Salman Khan) sebuah julukan yang mengacu pada lampu neon yang berkedip-kedip dahulu baru hidup, ia mendapat kepercayaan dari adiknya yang bak guardian angel yang selalu melindungi Laxman, Bharat (dewasanya diperankan oleh Sohail Khan). Sayangnya kepercayaan itu harus sirna tatkala Perang Sino-India di awal tahuan 60-an memisahkan mereka, karena Bharat yang diwajibkan mendaftar wajib militer. Dalam kesepiannya, Laxman dibalik keluguannya kerap bergaul dengan Gu Won (Martin Rey Tangu) dan ibunya, Li Leing (Zhu Zhu) yang berkebangsaan China, yang mengobarkan kebencian diantara penduduk atas perang yang terjadi diantara dua etnis tersebut yang kerap diprovokasi oleh Narayan (Mohammed Zeeshan Ayyub) sementara yang bisa membelanya hanya tetua desa bernama Banne Chacha (Om Puri) dan puterinya, Maya (Isha Talwar), muncul pula masalah baru dengan sebuah kabar bahwa Bharat terperangkap di tengah garis lawan. Namun Laxman dengan keluguannya, masih percaya dengan keyakinannya bahwa Bharat masih hidup dan tentu dengan keinginannya agar dua etnis tersebut berdamai.
Kabir Khan, adalah salah satu dari sekian banyak sutradara yang mampu mempunyai koneksi dengan penonton, ia bukan meminta penonton untuk mengemis atensi melainkan mengajak penonton untuk berada disamping karakter, itu yang dilakukan olehnya di Bajrangi Bhaijaan dan disini, itu kemudian ia terapkan kembali di Tubelight, hasilnya positif, penonton mampu larut bahkan menitikan air mata sedari momen awal ketika Bharat dan Laxman harus terpisah kemudian diiringi oleh lagu Main Agar dari Atif Aslam yang membuat suasana terkesan dramatis tanpa overdramatis. dan disini Kabir Khan membagi dua segmen, yakni tentang Laxman yang sering dipanggil 'Tubelight' dan Bharat yang berada di medan perang, keduanya saling menyokong satu sama lain, dimana terdapat sebuah keyakinan dan koneksi yang mampu connect antar karakter dan tentunya penonton, dan momen itu juga kerap menjadi dinding diantara guliran cerita dari Kabir Khan yang menyadur ide dari film rohani Amerika bertajuk "Little Boy" karya Alejandro Gomez Montreverde.
Tak perlu saya bandingkan dengan versi aslinya, karena jelas tak perlu sama dalam membuat sebuah karya, pasti sedikit berbeda. Setelah kejelian Kabir Khan yang mampu membuat sebuah koneksi antar karakter maupun penonton, rupanya pembagian cerita antara Laxman dan Bharat memang sedikit rapuh, tatkala Kabir Khan sendiri kurang mengeksplor isu terkait perang tadi, ia memang memasang ke segi personal dimana terdapat dua kubu yang berselisih yang mampu membuat sebuah ledakan tersendiri bagi film ini dan itu memang sedikit mengganggu terlebih cerita yang memang cenderung predictable dan bisa dibilang sedikit penurunan dari Bajrangi Bhaijaan, but at least itu semua tak mengganggu guliran cerita, meskipun saya akui disini resolusi penceritaan sedikit berada di zona nyaman dan lebih bermain ke karakter Laxman sendiri, terlebih sedari ia bertemu dengan seorang pesulap bernama Goga Pasha (Shah Rukh Khan) yang membuat karakter Laxman disini kian naik ke level berikutnya sekaligus memberikan sebuah value tersendiri terkait sebuah pertanyaan "kya tumhe yakeen hai?".
Terlepas dari segala kekurangannya, Kabir Khan jelas memang mampu membuat karakter Laxman dalam balutan comedy yang menawan yang turut ia rentetkan kepada sebuah pertanyaan itu tadi, misalnya momen tatkala Laxman berjumpa dengan Major Rajbir Tokas (Yashpal Sharma) dan makin lengkap tatkala musik gubahan dari Pritam kerap menemani adegan yang turut serta membangun sumbangsih suasana yang memang klop dengan adegan seperti lagu Naach Meri Jaan ketika kebersamaan Laxman dan Bharat, Main Agar ketika sebuah perpisahan, Radio ketika sebuah perayaan dan Tinka Tinka Dil Mera pada saat momen dramatis bergulir, turut bekerja pula sinematografi dari Aseem Mishra yang mampu membuat landscape serta view makin menawan yang mengiringi akting para pemain yang menawan pula dari seorang Salman Khan serta pemain lainnya seperti Zhu Zhu, Sohail Khan maupun pemain lainnya ditengah kekurangan yang ia miliki.
SCORE : 3.5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar