SUSAH SINYAL (2017) - Movies Indonesia Terbaru

Movies Indonesia Terbaru

Movies Indonesia Terbaru

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Your Ad Spot

17.11.18

SUSAH SINYAL (2017)


Setelah tampil mengesankan di film Ngenest (2015) selaku debut pertamanya, kemudian dilanjutkan dengan Cek Toko Sebelah (2016) yang melontarkan memori akan hangat dan indahnya momen bersama keluarga tercinta, kini Ernest Prakarsa kembali dalam film ketiganya, bertajuk Susah Sinyal, masih mengetengahkan hubungan keluarga juga selipan tradisi Cina yang melekat pada dirinya yang bukan menjadi fokus utama filmnya. Kali ini keliaran komedi dari para komika tetap menghiasi, namun acap kali tampil berlebihan dan menyebabkan sebuah distraksi demi menutupi naskahnya yang tipis. Ada apa dengan Ernest? Apakah ia kelelahan? Sepertinya ia tengah mengalami Susah Sinyal.


Seperti kebanyakan drama bernada serupa, hubungan terkait pekerjaan menjadi masalah bagi Ellen (Adinia Wirasti) seorang pengacara sekaligus orang tua tunggal dari Kiara (Aurora Ribero) yang lebih dekat dengan media sosial ketimbang dirinya, pun masalah kegemaran film sang anak pun Ellen tidak tahu dan menjawab salah, terkalahkan oleh sang nenek (Niniek L. Karim) yang lebih tahu perkembangan sang anak. Sungguh sebuah gambaran yang begitu menyakitkan kala Ellen berujar "nenekmu lebih tahu soal kegemaranmu daripada ibumu".

Alhasil, ketika sang nenek meninggal dunia Kiara begitu terpukul. Mengetahui hal itu Ellen memberikan sebuah jalan tengah guna menghilangkan kesedihan sang anak untuk berlimbur ke Sumba, tempat dimana sang penyanyi idola Kiara, Andien berlibur disana sembari mencari puing demi puing sinyal yang sudah lama terputus guna direkatkan kembali. Di Sumba mereka dipertemukan dengan Asri Welas, Arie Kriting, Abdur Arsyad, Ge Pamungkas hingga pasangan yang tengah bulan madu, Chew Kin Wah beserta sang istri Selfie KDI. Disinilah tempat segala keliaran komedik hingga ketertarikan Kiara dengan salah satu pegawai hotel bernama Abe (Refal Hady) bersarang.

Susah Sinyal adalah karya terlemah dari seorang Ernest Prakarsa, bukan saja mengenai filmnya yang mempunyai plot setipis kertas melainkan bak kebingungan menempatkan timing dalam cakupan dramatik. Durasi filmnya sendiri kebanyakan diisi oleh keliaran komedik para karakternya yang awalnya terasa efektif namun dalam jangkauan yang cukup lama timbul sebuah kesan jengah dan membosankan. Sumba adalah tempat berkumpulnya ranah komedik juga paparan dramatik, namun Ernest seperti yang telah saya singgung diatas bak kesusahan sinyal menempatkan dua paduan itu yang sesekali tampil distraksi.

Naskah yang ia tulis bersama sang istri, Meira Anastasia bak kebingungan menempatkan semua itu, saya mengharapkan selepas kejadian di Sumba semuanya memunculkan sebuah titik balik ampuh bagi filmnya, namun hal itu urung terlaksana kala keberadaan mereka di Sumba ternyata telah mengobati dan menemukan beberapa puing sinyal yang sudah lama tak terhubung. Alhasil kala konklusinya kembali ke tempat tersebut jelas hilang daya pikat dan memunculkan sebuah kesan menggampangkan yang tak seharusnya film ini miliki.

Walaupun demikian, Adinia Wirasti adalah lakon utama film ini yang mampu berdiri tegak ditengah eksekusi yang menggampangkan tadi, sang aktris mampu menyulap momen kasual begitu bernyawa dan penuh akan sebuah kehangatan. Aurora Ribero di debut pertama layar lebarnya bermain apik, lirikan bernada sinis atau tingkah manjanya begitu natural terlaksana. Sementara itu Dodit Mulyanto dengan sikap clueless-nya beserta Asri Welas yang memeragakan capoeira harus kena batunya kala tingakh mereka justru kurang mendapat ruang lebih.

Walaupun bukanlah sebuah dramedi yang utuh, Susah Sinyal tetap memiliki tata artistik yang mumpuni dibagian visualnya yang memanjakan mata, pula dengan telinga kala lagu Bukan Sekedar Kata milik The Overtunes ataupun kehangatan lagu By My Side milik Rendy Pandugo begitu melengkapi adegan, membuat momen terasa intim dan kuat meski lubang menganga jelas terpampang nyata. Setidaknya Ernest Prakarsa harus belajar dari hal ini, dan beliau adalah figur yang terbuka dan selalu belajar atas semua karyanya, yang membuat keinginan saya untuk menonton karyanya tak pernah kehilangan sinyal.

SCORE : 3/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot